top of page
Copy of KOMBIZ_edited.jpg

Diskusi

Public·126 members

Info Kesehatan

Yuk sharing info kesehatan & dokter di sini

284 Views
Unknown member
Jun 02

Halo, perkenalkan saya Ragil survivor cancer lymphoma non-hodgkin T/cell stadium 2ke3 di bagian pernafasan antara rongga hidung dan rongga mulut. Anak muda yang berjuang melawan cancer dari umur 18 tahun sampai umur 20 tahun dan di nyatakan sembuh. Sudah berhasil melewati  masa2 krusial 5 tahun dan bertahan sampai sekarang di umur 34 tahun.


Saya akan share pengalaman selama 2 tahun dari pemeriksaan hingga saya menjani proses pengobatan. Awal pertama saya di bawa ke SGP di rumah sakit mount elizabeth dengan dokter ang peng tiam yang dulu di sebut dewa cancer (PS : dokter bangsat tai ni orang, lek ada tenaga dulu tak antemi wes an). Jadi awal pertama sama ni dokter di suruh 3 tahap karena tau jenis cancer yang saya milik lumayan rare. Tahap pertama MRI, tahap kedua ambil darah, tahap ketiga ambil sumsum tulang belakang. Nah ini yg ambil sumsum tulang belakang yang buat saya benci sama ni dokter sampai sekarang. Mau ambil sumsum di pamerin jarum2nya panjang lubang e gede bisa bengkok2 sama bor e. Sudah gt tau sakit rasanya ya memang di bius tapi tetap saja kerasa dan pasti nangis dengan gampang bilang sambil keplak kepala ku “you are man dont cry”. Mau misuh i yo engga iso, mau ngantemi yo gak iso. Wes pasrah ae dalam batin ku. Besoknya langsung minta ke orang tua ganti dokter, dengan dokter yg dr awal sudah di recomandasikan sama ahli biopsi prof. Go (rumah sakit SGH) yg ambil hasil biopsi benjolan di leher saya. Nama dokternya prof. Liem soon thye, dengan dokter ini saya bisa sembuh dan jadi bahan risetnya.


Untuk pengobatan yang di berikan prof. Liem soon thye awalnya kemoterapi yang jenis ICE dan radiotherapy. Untuk kemo di sesi awal fine2 saja tapi di sesi ke 2 antibody dan kemo berlawanan jadi kejang2 sampai mau gigit lidah. Lalu engga sadar, sadar2 sudah di ruangan sama orang2 yg mau mati, samping kanan kiri bawah suara nafasnya uda kayak suara setan. Posisi engga bisa gerak, sudah pakai selang makan hidung, bantuan nafas, kateter urine. Untungnya engga lama, seingat ku hanya sehari. Akhirnya kemo di ganti yang paling rendah jadi hanya datang duduk di kasih cairan kemo 1-2 jam pulang, gt terus berapa kali dan setelah sesi kemo selesai semua radiotherapy di mulai. Sesi ini yg buat aku hampir nyerah, posisi saya di kasih topeng jaring2 seperti plasti dan di pasang rapat di kasur. Bdan juga tidak boleh gerak. Hidung tidak bisa di buat nafas karena topeng press banget. Hanya di sisakan mulut, itupun di kasih bantal gigi kayak malam yg sudah di sesuaikan bentuk struktur mulut ku, di tengah2nya di kasih selang kecil untuk bisa nafas. 30 menit seperti itu, liur numpuk di tenggorokan. Sama aja engga bisa nafas. Gagal berulang kali karena posisi engga bisa nafas kayak orang tenggelam ama liur sendiri. Mau nelan engga bisa, gerak dikit di ulang. Ya tapi semua bisa di lalui untungnya berkat 2 motivasi yang saya pegang sampai sembuh. Yang pertama “kudu sembuh!!! Belum menikmati indahnya wanita” (maafkan jiwa anak muda) yang kedua “selama belum 100%, walaupun masih ada 0,0000001% harus tak perjuangkan. Lebih baik mati berusaha dari pada mati sia2”


Sudah sembuh tapi efect setelahnya masih menghantui. Karena radiotherapy lidah mati 1 tahun tidak bisa merasakan apa pun. Mujizatnya hanya 1 tahun padahal menurut dokter bisa 2-3 tahun. Air rasanya asin, nasi pahit, semua kacau. Hanya lontong balap yg bisa ku makan saat itu. Mata sampai skrg kayak rabun senja. Telinga kadang cairan banyak, kadang engga ada. Gigi suka berdarah, dll belum yang kemo jadi mulus semua tubuh, jadi mandul (kembali tidaknya tergantung tubuh Untungnya kembali subur) dll


Ya itu lah share yg bisa ku berikan, ya saran saja kalau ada keluarga atau teman yang sakit jangan pernah bilang “semangat ya, cepat sembuh dan semacam jenisnya seperti itu” coba ganti “ayo jalan2, makan enak yuk, yuk main, aku ke rumah mu ya nyangkruk” kata2 yg bisa melupakan sakitnya, karena kesembuhan pasien bukan hanya dari obat atau dokter tapi dari pikiran diri sendiri. Dokter hanya perantara Tuhan dan pasien untuk bantu sembuh, sisanya diri sendiri. Kalau bukan dari keluarga dan lingkungan yg support siapa lagi. Jadi tolong ganti ya katanya supaya yang sakit bisa melupakan dan sembuh.


Kalau mau tanya2 monggo tanyakan saja. Terima kasih dan maaf jika ada kata2 yang kurang berkenan 🙏🏻

bottom of page